Kemarin, 24 Desember 2008, seluruh Gereja Katolik serentak menggelar Misa Malam Natal. Ribuan orang berbondong-bondong datang ke Gereja untuk merayakan peringkatan Kelahiran Sang Juru Selamat, dan Gereja pun memberikan sebuah pesan Natal untuk menjadi bahan renungan kita bersama yaitu mengajak seluruh umat manusia untuk bergandengan tangan dan mewujudkan sebuah kehidupan yang penuh damai.
Kerap kali kita melihat dan mendengar konflik dimana-mana, kekerasan masih terjadi, kericuhan terkadang juga timbul, perselisihan yang tak pernah kunjung usai. Natal tidak sekedar sebuah perayaan semata, Natal tidak sekedar sebuah pesta makan malam, Natal tidak sekedar sebuah ucapan selamat saja, tapi Natal dapat menjadi momentum yang baik bagi kita semua untuk melakukan perubahan. Berubah ke arah yang lebih baik untuk mewujudkan kehidupan yang penuh damai. Berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan anggota keluarga, berdamai dengan rekan kerja, berdamai dengan sesama, dan juga berdamai dengan lingkungan.
Natal menjadi indah ketika diisi dengan proses untuk mau membaharui diri seturut kehendak-Nya. Banyak orang mengatakan manusia hidup tak pernah luput dari dosa. Hidup dengan rasa dendam, Hidup dengan rasa iri, Hidup dengan penuh emosi, Hidup dengan penuh konflik sana-sini. Hidup dengan tidak dipenuhi rasa syukur, Hidup dengan semangat menjatuhkan orang lain, Hidup dengan kesombongan. Apakah kita juga pernah melakukannya baik secara sadar maupun tidak sadar?
Mengutip salah satu lirik dari Ebiet G.Ade yang mengatakan
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat..
Kita mesti berjuang memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum... oh
Berubahlah agar Dia tersenyum
Lirik yang luar biasa ini, seolah mau mengingatkan saya dan kita semua untuk mulai mengoreksi diri dan membenahi diri ke arah yang positif. Mau melihat diri ini secara utuh dan bertindak jujur terhadap diri sendiri terhadap kesalahan yang pernah kita perbuat. Damai akan terwujud ketika setiap individu mau mengupayakan itu mulai dari dalam sendiri. Kesalahan masa lalu menjadi pelajaran penting untuk kita renungkan agar tidak terulang. Kekesalan di masa lalu hendaknya tidak kita bawa terus menerus.
Kita ada di dunia untuk membawa terang bukan kegelapan.
Hidup berdampingan satu sama lain, tanpa adanya kekhawatiran akan saling melukai adalah sesuatu yang banyak orang impikan.Semoga kita mau dan mampu mewujudkannya dalam tindakan nyata di rumah, di tempat kerja, dan di lingkungan masing-masing
Merry Christmas 2008 and May God Bless You and Your Family
No comments:
Post a Comment